Bisa jadi bagi sebagian teman-teman, ini mungkin pertemuan yang pertama dengan pihak tuan rumah setelah sekian lama sudah tak bersua. Boleh dibilang sejak keduanya dipertemukan di pelaminan waktu itu, baru Minggu (18/4) kemarin kami bisa bersua, bercanda, berbagi cerita hidup dan kehidupan yang dipertemukan dalam acara silaturahim sesama alumni dan warga Racana Fatahillah – Nyi Mas Gandasari UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Pertemuan warga Racana UIN Jakarta lintas generasi ini seakan menjadi ‘obat’ yang menyatukan rasa kangen diantara keluarga besar Racana yang sudah tersebar di mana-mana. Meski memang, pertemuan yang digelar dua bulanan ini baru berjalan dua kali. Kali pertama digelar di rumah Kak Dina Riza (entah Kak Azwar Riza dan Kak Dina Saptarina ini merupakan ‘pasangan Racana’ yang ke berapa yang disatukan dalam ikatan dan menyatakan sebagai satu kesatuan untuk mengayuh biduk hidup bersama) di kawasan Cilandak, Jakarta Selatan, tepatnya di belakang Cilandak Town Square. Pertemuan Minggu (18/4) kemarin di rumah Kak Rina Jonni di kawasan Depok dihadiri alumni dan warga Racana UIN Jakarta. Diantaranya mulai dari yang tua hingga yang muda: Kak Ghozi, Kak Yuna Eko, Kak Endi, Kak Hayat, Kak Riza, Kak Taslim, Kak Jonni (selaku tuan rumah), Kak Arif, Kak Icha, Kak Eka, Kak Dina, Kak Lilis, Kak Yuyun, Kak Titin, Kak Wahab, Kak Alam, Kak Alay, Kak Iyet, Kak Rina, Kak Reni, Kak Jenab, Kak Isti dan warga Racana aktif yaitu Kak Anwar, Kak Santi dan Kak Arief. Dan yang jelas pertemuan ini diramaikan pula dengan hadirnya ‘kurcaci’ yang dibawa serta.
Acara sendiri sesuai undangan adalah 10.30 WIB, karena lokasi pertemuan merupakan kawasan yang terkenal macet, maka tak heran jika para ‘jawara’ ini baru bisa berkumpul bersama lepas sholat dhuzur. Usai menyantap hidangan makan siang yang disediakan oleh tuan rumah, para ‘jawara’ pun mulai berkumpul lagi di ruang tengah untuk sekedar berbagi informasi, ngobrol, saran dan masukan seputar Racana dan kegiatan yang bakal dilaksanakan berikutnya. Selain itu para ‘jawara’ ini tak lupa merancang sebuah acara besar yang bakal digelar, apa itu?? tunggu saja tanggal mainnya. hehehehehe 😉
Nah, mungkin para pembaca bertanya-tanya ada kata ‘jawara’ dipostingan kali ini yang disebut berkali-kali, terlebih di judul pun kata itu dengan jelas tertulis. hehehehe 😉 penasaran yah?
Jadi begini ceritanya. Kata JAWARA itu tak lain tak bukan sekedar singkatan dari kumpulan alumni Racana UIN Jakarta ini (Jalinan Warga Racana) yang diusulkan oleh Kak Ghozi pada pertemuan kemarin. Sebelumnya, pada pertemuan di rumah Kak Riza, Februari yang lalu disepakati nama HIMWARA (Silaturahim Warga Racana), nah entah untuk lebih keren atau agar lebih ‘kuat’ maka nama JAWARA diambil. Sejatinya, memang tanpa nama pun kami tetap menyatu dalam bingkai Racana UIN Jakarta. Karena ini merupakan kumpulan yang isinya alumni dan warga (termasuk orang-orang yang secara tidak langsung akhirnya menyatu karena satu ikatan di dalamnya seperti suami/istri/anak) di luar lingkungan kampus UIN Jakarta.
para ALJAWARA foto bareng JAWARA (foto dok. kominfo DRFN)
Jadi, tak heran bila kami menyebutnya JAWARA untuk para alumni Racana UIN Jakarta ini. Uniknya, untuk ‘cikal’ penerusnya (anak) dalam hal ini disebut ALJAWARA yang merupakan tambahan nama bagi anak dari pasangan para Jawara ini, meski hanya salah satunya saja (istri/suami) yang pernah bergabung di Racana UIN Jakarta, apalagi dua-duanya merupakan warga Racana UIN Jakarta, jelas sudah, nama itu dengan sendirinya nempel.
Dalam pertemuan kemarin pun Kak Yuna kembali didaulat sebagai Ketua, Kak Titin sebagai Bendahara dan Kak Erna selaku Sekretaris. Hal ini berdasarkan kesepakatan pertemuan sebelumnya yakni di rumah Kak Dina Riza. Namun, pada pertemuan kali ini, ada kesepakatan bahwa posisi baik ketua, sekretaris dan bendahara termasuk bagian informasi/komunikasi (humas) yang dikomandoi Kak Hayat, lalu pemandu acara yang dipegang oleh Kak Riza serta pemimpin Doa sekaligus taushiyah dipercayakan pada Kak Taslim, berlaku seumur hidup. hehehehe lucu euy ;). Meski demikian, para jawara itu tidak ada yang protes atau apa namanya. Hehehehe… karena memang, semua jawara sudah tahu dan mengerti karakater masing-masing. Gimana tidak saling mengenal wong, kita dipersatukan dalam wadah Racana paling tidak selama masa kuliah dan kini masih dilanjut lepas dari kampus.
Sebagai ‘bumbu pemanis’ pertemuan antar alumni dan atau warga Racana UIN Jakarta ini, di penghujung pertemuan ada bagi-bagi ‘duit’. Loh?? iya begitulah. Jadi sebelum ceremonialnya diakhiri bendahara akan menyerahkan ‘upeti’ kepada tuan rumah sejumlah sekian rupiah. hehehe besarnya pokoknya lumayan laah. Halah mau ngomong arisan saja repot. 🙂 hehehehe. Yang jelas sesi ini tidak wajib untuk diikuti semua jawara, hanya yang berminat saja. Tapi, mungkin karena sudah kebiasaan dulu waktu masih jaman-jaman kuliah, ngekos atau emang hingga kini masih doyan?? arisan emang mengasyikan dan menggiurkan. hehehe 🙂 Namun demikian, lembaran demi lembaran rupiah yang dikumpulkan itu tentu saja disisihkan untuk keperluan bersama alias sosial. Tentu saja karena ini baru berjalan sekali, maka belumlah banyak rupiah yang terkumpul. Ke depannya, ada beberapa aktifitas sosial yang bakal dijalani para jawara.
Dan sebagai tindak lanjutnya, pertemuan selanjutnya pada Juni mendatang akan digelar di rumah Kak Ghozi di kawasan Warakas, Tanjung Priok, Jakarta Utara. Bahkan sepanjang tahun 2010 ini tempat pertemuan sudah full book alias penuh. Usai di rumah Kak Ghozi pada Juni mendatang, giliran Kak Arif pada bulan Agustus di kawasan Pamulang, Tangerang Selatan. Lalu dua bulan berikutnya di rumah Kak Alam pada Oktober di kawasan Lebak Bulus, Jakarta Selatan serta di penghujung tahun rencananya pertemuan akan digelar di rumah Kak Alay di kawasan Bekasi. Nah bagi warga yang ingin ketempatan silahkan mengajukan diri pada pertemuan nanti untuk dimasukkan di tahun 2011 nanti.
@@@
Ditulis dan diposting oleh Kak Hayat (purna pandega/1995)
-6.133000
106.750000