Sejarah Penamaan

Nama yang baik akan memberikan pengaruh yang baik. Bahkan oleh Nabi kita dianjurkan untuk memberikan nama-nama yang baik.

Pada tahun 1987 ketika racana didirikan, Dewan Racana belum memikirkan nama untuk racana karena konsentrasi dicurahkan untuk perjuangan legalitas dan pendirian gugusdepan. Baru pada kepemimpinan Kak Syarifin Syah dan Kak Oon R. Jannah tepatnya tahun 1990  dibentuk Tim Kecil yang disahkan dengan SK Dewan Racana untuk merumuskan nama Racana Putra dan Putri serta logo racana. Tim Kecil tersebut dari informasi Kak Nanang Syaikhu terdiri dari, beliau sendiri, Kak Syarifin Syah, Kak Sumarsono, dan Kak Sa’diyah. Serta pada saat itu kak Yanti Supriyanti membuat Sandi Racana sebagai pelengkap dari adat racana.

Dalam rapat pertama tim menyepakati bahwa nama racana mengacu pada nama pahlawan daerah. Pada kali pertama, tim begitu bingung untuk menentukan dua nama yang tentunya merupakan representasi dari daerah Betawi atau kota Jakarta sebagai teritorial resmi gugusdepan IAIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Sempat ada lontaran beberapa nama seperti Pitung, Jampang maupun Gobang yang merupakan legenda masyarakat Betawi tapi mereka sangat kesulitan untuk memunculkan pasangannya. Harus diakui bahwa jarang atau mungkin sejarah tidak pernah mencatat pahlawan wanita Betawi seperti halnya Dewi Sartika Pahlawan dari Bandung atau Cut Nyak Dhien dari Aceh. Akhirnya, Kak Syarifin memunculkan nama untuk racana putra yaitu, Fatahillah yang selanjutnya disetujui oleh tim perumus. Fatahillah yang dimaksud adalah Panglima Perang Sunan Syarif Hidayatullah (Gunung Djati) yang menyerang kota Sunda Kelapa yang kemudian diganti dengan nama Jayakarta. Selain sebagai pahlawan sejati kota Jakarta karena membebaskannya dari jeratan penjajah Belanda. Dua hal inilah yang menjadi alasan kenapa racana putra memiliki nama Fatahillah.

Selanjutnya sidangpun deadlock ketika pembahasan nama racana putri. Selain sulitnya mencari nama pahlawan putri betawi, disisi lain nama racana putri pun sebaiknya memiliki korelasi yang tidak terlalu jauh dengan nama racana putra. Akhirnya setelah melalui perenungan yang cukup panjang, lagi-lagi Kak Syarifin memunculkan kembali nama Nyi Mas Gandasari untuk racana putri. Siapakah putri Nyi Mas Gandasari ? Beliau adalah murid kesayangan Sunan Gunung Djati yang selain cantik juga memiliki ilmu yang sangat tinggi dan membantu perjuangan Fatahillah membebaskan Sunda Kelapa dari Belanda. Konon, menurut legenda Nyi Mas Gandasari mengadakan sayembara untuk mencari calon suami bagi dirinya. Karena begitu terkenal dan rupawannya banyak kaum bangsawan dan pendekar yang menjajaki ketinggian ilmunya dari mulai pesisir pantai Jawa, daerah seberang luar bahkan dari negara seberang. Pada waktu itulah, Puteri Nyi Mas Gandasari mampu mengalahkan Raja Galuh yang juga mencoba kesaktiannya, padahal waktu itu Raja Galuh merupakan pendekar sakti dan paling ditakuti di Pulau Jawa.

Demikianlah sekelumit sejarah penamaan racana Fatahillah- Nyi Mas Gandasari yang selintas dua nama tersebut kurang familiar khususnya nama Nyi Mas Gandasari. Tetapi setelah kita merunut kembali sejarah keduanya, ternyata seorang Fatahillah adalah pahlawan sejati kota Jakarta karena telah membebaskan Sunda Kelapa Batavia dari genggaman penjajah Belanda. Adapun Nyi Mas Gandasari meskipun tidak memiliki korelasi kuat dengan Jakarta tapi memiliki hubungan dengan pembebasan Sunda Kelapa dan hubungan dengan Sunan Syarif Hidayatullah sehingga lahirnya sebuah kesimpulan bahwa Fatahillah dan Nyi Mas Gandasari layak untuk disandingkan karena sama-sama murid dari Sunan Syarif Hidayatullah.

Satu pemikiran pada “Sejarah Penamaan

  1. semangat pagiii!salam pramuka! kakak yg saya hormati.aku muksin sekarang tinggal di wunut sari.aku suka sekali berpramuka walau pengetahuanku tentang pramuka bisa dibilang 0.aku ingin gabung sama pramuka tapi aku sudah berstatus mantan siswa madrasah aliyah.apakah aku masih bisa gabung bersama kaka?tolong jawabannya sangat aku tunggu.kirim jawaban ke no saya ini ya kak 081225435430.terimakasih kak!

Tinggalkan komentar